WAWASAN NUSANTARA DALAM MENTALITAS MAHASISWA INDONESIA MENUJU GENERASI
EMAS 2045
(Satryo Sasono)
Link Unduh File : Wawasan Nusantara PDF
(Karena tidak bisa di copy disediakan link mengunduh)
Berbicara tentang Wawasan Nusantara tentu tidak terlepas dari bagaimana cara pandang dan visi nasional Indonesia dimana juga dijadikan arahan pedoman tentang bagaimana Indonesia kedepannya. Sedikit mengulas tentang sejarah, bahwa dahulu secara konstitusional Wawasan nusantara dikukuhkan dengan Kepres MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis Besar Haluan Negara dimana didalamnya tercantum pokok-pokok mengenai bagaimana konsep Pembangunan Nasional
Sebagai ide nasional bangsa akan
jati diri dan lingkungannya, Wawasan Nusantara dilandasi oleh Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang merupakan aspirasi
bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan
tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia dengan
aspek ASTAGATRA (Kondisi geografis, kekayaan alam dan kemampuan penduduk serta
IPOLEKSUSBUD Hankam).
Dalam perkembangannya saat ini,
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan
nasional dihadapkan sebuah tantangan dan ancaman pada dunia tanpa batas
(Globalisasi) yang membawa pengaruh signifikan dalam kehidupan masyarakat saat
ini. Mulai dari berubahnya pola sikap masyarakat, gaya hidup, interaksi sosial,
dan budaya yang berkembang. Globalisasi yang hadir di dunia saat ini di analogikan
sebagai angin yang datang dari wilayah barat dengan segala kebebasan (liberal)
dan kapitalis.
Mahasiwa dan pelajar sebagai agen
perubahan (agent of change) juga
dihadapkan akan kemajuan teknologi yang dengan slogan memudahkan kehidupan
mereka saat ini tentu banyak yang hanyut dan terlena akan hal
tersebut. Lemahnya sistem pranata sosial yang ada di Indonesia saat ini juga
merupakan sebuah dampak akibat globalisasi dan mengakibatkan cultural shock di masyarakat.
Integrasi bangsa Indonesia dalam kerangka
“Bhineka Tunggal Ika” kembali didengungkan dengan harapan menjadi tameng yang
melindungi persatuan dan semangat kekeluargaan yang mulai luntur saat ini,
khususnya kaum muda Indonesia. Setidaknya sebagai mahasiswa yang dianugerahi
kesempatan menuntut ilmu dan pendidikan mampu menyadari pentingnya Wawasan
Nusantara sebagai identitas nasional bangsa.
Berikut merupakan beberapa hal
yang merupakan penerapan atau implementasi dari Wawasan Nusantara yang
diharapkan mampu mempertahankan eksistensi dan daya saing bangsa Indonesia :
·
Turut serta memberikan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilih Berdaulat,
Negara Kuat)
Dalam kerangka demokrasi
Indonesia pemilu merupakan sebuah ajang untuk memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak sekaligus kewajiban
mereka untuk memilih pemimpin maupun wakil mereka bagi Indonesia. Dalam konsep
wawasan nusantara tentu saja Pemilu merupakan sebuah upaya untuk menjaga sebuah
persatuan di Indonesia terlepas dari dinamika yang ada dalam prosesnya.
Salah satu ajang 5 tahunan ini
membawa sebuah atmosfir dan euforia tersendiri bagi setiap elit politik untuk
menarik hati dan minat masyarakat Indonesia. Baik dengan menawarkan janji-janji
kampanye maupun program petahana yang telah dilaksanakan dan terus dilanjutkan
apabila kembali terpilih lagi.
Sebagai seorang mahasiswa
dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam setiap hal, terkhusus pemilu. Dengan
mengikuti pemilu secara tidak langsung mahasiswa sebagai kaum muda Indonesia
turut serta dalam memikirkan bagaimana masa depan negeri ini ke depannya, satu
suara dari mahasiswa yang memilih pemimpin mereka dalam pemilu mampu
menyelamatkan negeri ini dari tindakan yang menguntungkan segelintir golongan.
Pemilu juga di ilhami sebagai
wadah untuk menyatukan visi dan tekad menjaga kerukunan dan persaudaraan
diantara umat beragama, sesama warga negara, dan tentu saja dalam kerangka
kebhinekaan. Jangan sampai pemilu yang ada di Indonesia tidak hanya terkotori
oleh politik semata namun justru digunakan sebagai ajang menjual negara kepada
negara asing dan investor asing.
Pemilu sebagai ajang demokrasi
Indonesia tentu mahasiswa dapat turut serta dalam mengawal proses pemilu agar
tetap damai dan terkendali serta tidak terkotori oleh kepentingan politik elit
yang mampu memecah persatuan dan kekeluargaan . Mahasiswa hukum sebagai
pemerhati kebijakan pemerintah tentunya mampu mengkiritisi tentang sejauh mana Law
Enforcement
benar-benar ditegakkan selama suatu rezim berkuasa Selain itu, berbicara
tentang Pemilu juga dapat diibaratkan sebagai wadah evaluasi bersama terhadap
pemimpin yang sebelumnya, apakah telah memenuhi janji dan aspirasi rakyat dan
apakah kinerja mereka membawa sebuah perubahan bagi kemajuan bangsa.
Satu hal penting yang wajib di
ingat bagi mahasiwa adalah ajang pemilu tidak selayaknya dijadikan sebuah
momentum untuk menjelek-jelekkan pemerintah dan menjatuhkan penguasa. Tentu
disaat sebuah rezim berjalan selalu lekat dengan baik buruk yang terus
beriringan, disamping mengkritik tentu saja setidaknya mahasiwa sebagai insan
muda hukum juga harus mengapresiasi segala bentuk upaya pemerintah.
·
Menjadi
Mahasiswa Inovatif Anti Plagiaris
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terjadi saat ini membawa banyak sekali kemudahan akan akses
informasi dan pemenuh kebutuhan masyarakat di Indonesia. Bagi kalangan
mahasiswa hadirnya teknologi canggih baik dalam bentuk smartphone atau gawai cerdas dan internet dengan basis 4G+ dirasa dapat menunjang kegiatan
pembelajaran keseharian di dunia kampus tanah air. Dulunya akses
informasi akan buku dan artikel tidak bisa didapatkan dengan mudah, segala
sesuatu dilakukan secara konvensional dengan mendatangi perpustakaan dan
membutuhkan waktu yang lama untuk mencarinya.
Dengan perkembangan IPTEK saat
ini seorang mahasiswa yang harus membuat makalah dengan tuntutan banyaknya
sumber mampu mencari ribuan bahkan jutaan sumber dalam beberapa klik pada gawai
cerdas mereka. Namun perkembangan ini lambat laun justru lebih banyak membawa
dampak yang negatif bagi dunia perkuliahan mahasiswa, saat ini mahasiswa seakan
jiwa kejujuran dan keuletan mereka dimatikan oleh teknologi.
Budaya copas banyak merebak dikalangan mahasiswa, kemampuan analisis
mereka menurun drastis. Oleh karena itu sebuah kebiasaan hidup seperti ini
apabila dibiarkan berkembang mampu membuat hilangnya eksistensi dan daya saing
bangsa Indonesia. Kaitannya dengan wawasan nusantara tentu saja jiwa-jiwa
plagiarisme dan copy paste akan
menghambat tercapainya tujuan nasional bangsa.
Kesadaran dan keinginan yang kuat
dari mahasiswa yang mampu merubahnya, apakah karya mereka ingin dipandang
rendah oleh orang lain ? atau bahkan karya mereka tidak ada nilainya sama
sekali? Dengan kondisi yang demikian, mari bersama-sama berbenah diri. Tidak
perlu saling menyalahkan satu sama lain, semua komponen masyarakat di Indonesia
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia.
-
Demonstrasi Cinta Damai (Cermin
Manusia Terdidik)
Demonstrasi atau gerakan rakyat,
merupakan hal wajar terjadi di negara-negara penganut demokrasi. Justru
demokrasi tanpa demonstrasi, itu yang aneh. Mahasiswa juga identik dengan
demonstrasi. Apalagi ketika suatu rezim atau pemerintahan sudah dirasa tidak
baik atau melenceng dari jalannya, biasanya mahasiswa yang paling kritis dan segera
melakukan demonstrasi ke jalan. Mahasiswa, dengan semangat dan gejolak masa
muda serta sifat kritis yang ada di dalam otaknya, dengan semangat
melakukan demonstrasi dan menuntut terjadinya perubahan. Pokoknya setiap ada
sesuatu yang tidak beres di pemerintahan, mahasiswa pasti turun tangan dan
segera ke jalan menyuarakan perbaikan.
Tapi sebenarnya,apakah
demonstrasi itu perlu dilakukan oleh mahasiswa? Dulu, mahasiswa melakukan
demonstrasi dan melakukan perjuangan untuk mengganti orde baru dengan reformasi,
karena memang itu adalah suatu hal yang harus diperjuangkan. Mereka berdemo
karena memang sesuatu yang mereka demonstrasikan adalah sesuatu yang sampai
titik darah penghabisan harus diperjuangkan, karena kita tidak mungkin bertahan
terus menerus di bawah tekanan orde baru.
Jika mahasiswa sekarang berdemo,
untuk apa? Demonstrasi yang mahasiswa lakukan dewasa ini, identik dengan
kekerasan dan anarkisme. Ingat demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dari
salah satu universitas di Makassar saat Hari Anti Korupsi? Demonstrasi yang
dilakukan para mahasiswa tersebut berujung pertengkaran dan kerusuhan.
Melenceng dari tujuan demonstrasi yang sebenarnya.
Peristiwa tersebut memperkuat
identik demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dengan kekerasan dan anarkisme
semakin kuat. Dampaknya, ada beberapa universitas di Jakarta yang melarang
mahasiswanya turun ke jalan dan melakukan demonstrasi, bahkah drop out. Memang, melakukan demonstrasi
tidak salah untuk dilakukan oleh mahasiswa, namun, kita harus berpikir, apakah
demonstrasi yang kita lakukan ini ada esensinya atau tidak.
Demonstrasi yang anarkis dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif yaitu dapat merusakan fasilitas-fasilitas
pribadi dan umum, merugikan diri sendiri dan masyarakat luas, dan mengganggu
ketertiban umum. Selain itu demontrasi juga dapat menyebabkan perpecahan
bangsa. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
sebisa mungkin untuk tidak melakukan demonstrasi yang anarkis.
Lalu bagaimana cara mahasiswa agar dapat menyampaikan aspirasi atau kritikan terhadap pemerintah tanpa melakukan demonstrasi? Mahasiswa dapat menyampaikannya melalui tulisan. Sebagai seorang yang terpelajar, tulisan adalah media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan dan pendapat tentang isu tertentu. Selain itu, mahasiswa juga bisa memberikan pendapat dan gagasan dengan lebih runtut dan sistematis. Dengan menyuarakan gagasan melalui tulisan, memungkinkan pendapat dapat dibaca, diterima dan disebarkan secara lebih luas.
Lalu bagaimana cara mahasiswa agar dapat menyampaikan aspirasi atau kritikan terhadap pemerintah tanpa melakukan demonstrasi? Mahasiswa dapat menyampaikannya melalui tulisan. Sebagai seorang yang terpelajar, tulisan adalah media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan dan pendapat tentang isu tertentu. Selain itu, mahasiswa juga bisa memberikan pendapat dan gagasan dengan lebih runtut dan sistematis. Dengan menyuarakan gagasan melalui tulisan, memungkinkan pendapat dapat dibaca, diterima dan disebarkan secara lebih luas.
Mahasiswa bisa menuliskan gagasan
di media apapun. Mulai dari media massa, media komunitas, hingga website dan
media sosial pribadi. Di era dimana keterbukaan perbedaan pendapat sudah dapat
diterima dengan baik, gagasan dan pendapat yang dituangkan melalui tulisan
bakalan lebih mudah diterima dan memungkinkan berlanjut menjadi wacana.
Tetapi bukan berarti Mahasiswa
bisa menulis secara sembarangan dan tanpa aturan. Tuangkan pendapat dengan
argumen dan gagasan yang runtut, logis dan sistematis. Daripada hanya sekedar
berteriak dan melakukan aksi massa dengan turun ke jalan, kekuatan tulisan
dapat lebih efektif dan kreatif dalam hal menyuarakan pendapat.
-
Mengikuti kompetisi-kompetisi di lingkungan kampus atau luar kampus Sudah sepantasnya bagi mahasiswa untuk tidak membuang energi dan
waktu dengan hal yang tidak produktif di saat
kuliah. Mencari pengalaman sebanyak mungkin, belajar sekuat tenaga,
mengembangkan kemampuan agar lebih baik, memperluas pengetahuan dan menggali
prestasi
Cara yang cukup efektif untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengikuti beragam kompetisi. Kompetisi
merupakan cara yang cukup tepat untuk mengasah passion dan kemampuan dalam diri
mahasiswa, selain itu dapat membangun mental kompetitif agar mahasiswa dapat
mempersiapkan diri menghadapi dunia pasca kampus yang penuh dengan tantangan.
Mengapa harus menjadi mahasiswa
harus memiliki pengetahuan yang luas dan berprestasi? Karena Mahasiswa memiliki
beberapa peran strategis terhadap bangsa Indonesia. Misalnya mahasiswa
sebagai penyampai kebenaran (agent of social control) dimana mahasiswa dapat
menjadi kontrol bagi berjalannya pemerintahan. Baik dalam pembuatan kebijakan
maupun peraturan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa juga bisa sebagai
penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Aspirasi ini bisa dilakukan
oleh mahasiswa dengan salah satunya dengan cara demonstrasi, tetapi demonstrasi
yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan dan tidak anarkis. Selain itu
mahasiswa Sebagai agen perubahan (agent
of change) dimana mahasiswa adalah kaum intelektual sehingga peranan
mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat
merealisasikan pengetahuan yang dimiliki terhadap masalah yang terjadi di
masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir kritis, serta memberikan inovasi
inovasi terhadap suatu masalah. Kemudian mahasiswa Sebagai generasi penerus
masa depan (iron stock) dimana
Mahasiswa adalah penerus dan harapan bangsa untuk melakukan perubahan. Sebagai
golongan muda pasti pada waktunya akan menggantikan golongan tua, baik pada
orginasasi maupun pada pemerintahan. Oleh karena itu sebagai mahasiswa sudah
seharusnya mempersiapkan diri sebagai garda penerus perubahan bangsa di masa
depan dengan cara memperbanyak pengalaman dan prestasi melalui berbagai
kompetisi.
-
Aktif di
organisasi kampus atau luar kampus
Mahasiswa merupakan salah satu
komponen penting untuk menunjang kemajuan negara. Oleh karena itu mahasiswa
diharapkan bisa mengaplikasikan segala macam ilmunya bagi kepentingan bangsadan
negara.
Mahasiswa tidak hanya memikirkan
hal akademik saja tetapi juga membangun hal non-akademik juga, sehingga
mengembangkan softskill, kemampuan emosional dan relasi yang dapat berguna
memasuki masyarakat ataupun dunia kerja yang dituntut dengan berbagai
kemampuan. Seperti yang dikatakan bapak Anies Baswedan (2014) bahwa mahasiswa
adalah sekelompok anak muda yang memiliki kesempatan untuk
mengembangkan diri untuk maju dan meraih masa depan, bukan hanya untuk diri
sendiri tetapi untuk republik ini.
Mahasiswa juga tidak hanya
belajar di dalam ruang kelas kuliah, tetapi juga diluar ruang kelas kuliah.
Mahasiswa yang hanya belajar didalam ruang kelas saja justru akan merugi dan
diujung masa kuliah hanya akan membawa selembar kertas bertuliskan transkrip
ijazah, dan untuk membangun masa depan tidak bisa dengan selembar kertas.
Mahasiswa harus menjadi manusia baru lebih dari sekedar peneliti, intelektual,
pengajar tetapi harus menjadi seorang Pemimpin
Organisasi, baik itu BEM, DPM,
UKM, atau yang lainnya merupakan suatu wadah untuk mengembangkan/membentuk soft
skill yang mungkin belum terasah. Mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan
bukan berarti kita harus meninggalkan segala tugas yang ada di perkuliahan,
tetapi dengan mengikuti suatu organisasi kita bisa mendapatkan soft skill,
sehingga kita bisa menggabungkannya dengan hard skill yang telah kita peroleh
di perkuliahan tanpa mengabaikan segala tugas-tugas di kegiatan perkuliahan
tersebut.
Banyak mahasiswa yang beranggapan
kalau mengikuti organisasi kampus adalah hal yang merepotkan. Padahal,
pengalaman dan keterlibatan dalam suatu organisasi menjadi modal dasar yang
juga tidak kalah pentingnya. Dalam berorganisasi biasanya kita akan belajar Manajemen Aksi, Manajemen Konflik, Kajian Strategi hingga Strategi Aksi. Semua dapat kita kuasai
ketika memasuki sebuah organisasi.
Percayalah, ilmu-ilmu tersebut sangat berguna ketika kita terjun dalam
kehidupan masyarakat mendatang. Sehingga apabila hari ini kita masih
menggunakan otot sebagai sarana untuk menyelesaikan sebuah permasalahan tetapi
apabila kita telah dibekali ilmu-ilmu diatas tadi, otak lebih dominan sebagai
sarana penyelesaian sebuah masalah. Di organisasi mahasiswalah kita dapat
pembelajaran ilmu-ilmu yang membuat kita peka terhadap sesama, membuat kita
lebih percaya diri, membuat kita lebih tenang ketika menghadapi masalah, serta
sebagai miniatur tempat kita berkontribusi dalam pemikiran serta tindakan.
Dalam organisasilah juga kita
belajar apa itu Team Work, bagaimana
memerintah dan diperintah. Karena apabila kita ingin menjadi seorang pemimpin
maka kita juga harus siap dipimpin. Sebuah kerugian besar apabila tak pernah
berproses dalam sebuah organisasi karena kehidupan bermasyarakat yang kelak
akan dihadapi tak seindah yang di bayangkan. Dengan berorganisasilah mahasiswa
dapat memiliki bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Dengan demikian berdasarkan
pengalaman berorganisasi dimaksud, diharapkan kiranya dapat terbentuk profil
Mahasiswa yang dinamis, komunikatif dan tanggap dengan berbagai permasalahan
yang muncul serta mampu mencarikan jawaban dan solusi terhadap permasalahan
tersebut secara tepat dan akurat sehingga nantinya bisa membawa negara ini
kedalam perubahan yang lebih baik.
Mahasiswa adalah generasi muda
yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa, sehingga dengan mengikuti suatu
organisasi, dapat membangun jiwa kepemimpinan. Ada saatnya mahasiswa belajar
sangat banyak saat baru turut bergabung. Namun, ada juga waktunya akan diberi
tanggung jawab untuk memimpin saat sudah jadi senior.
Mahasiswa akan belajar banyak
bagaimana caranya membuat kesepakatan, memimpin diskusi, membantu para junior,
berbicara di depan umum, dan masih banyak lagi yang akan memberi mahasiswa
simulasi yang bagus sebelum menjadi pemimpin bangsa nantinya.
-
Menggunakan Batik untuk acara formal atau non-formal di dalam kampus
maupun di luar kampus
Mahasiswa sebagai generasi muda
dan milenial, memiliki tugas untuk melanjutkan warisan kebudayaan bangsa. Salah
satunya, batik nasional yang menjadi identitas nasional. Batik sebagai warisan
budaya sangat perlu sekali untuk dilestarikan, salah satunya dengan upaya
ditemurunkan pada generasi mudah penerus bangsa Indonesia. Hal ini harus
dilakukan agar kebudayaan seni batik tidak akan pernah punah dari bangsa Indonesia
meskipun adanya perubahan zaman yang lebih modern, karena batik merupakan salah
satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Selain itu batik sangat perlu
dilestarikan karena agar tidak pernah bisa diklaim oleh negara lain. Kini Pemerintah
Departmen Kebudayaan berusaha keras untuk mengembangakan kesenian batik, salah
satu upayanya yaitu dengan memperbanyak produksi batik agar banyak konsumen
yang menggunakan batik. Hal ini dilakukan agar mendapatkan pengakuan dari dunia
bahwa batik merupakan kesenian atau kerajinan asli budaya Indonesia serta agar
mendapatkan piagam yang menyatakan batik itu milik Indonesia sepenuhnya. Karena
akhir-akhir ini ada negara yang mengakui bahwa batik merupakan hasil dari
kebudayaannya namun hal ini disangkal oleh Indonesia dan tidak didiamkan oleh
bangsa Indonesia untuk melepaskannya begitu saja.
Batik merupakan salah satu
kesenian budaya yang benilai tinggi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, jadi
dengan cara apa pun semua generasi bangsa Indonesia wajib menjaga dan
melestarikannya agar batik tidak diklaim oleh negara lain dan juga tidak akan
pernah punah meskipun adanya era globalisasi seperti saat ini.
Dari beberapa penjelasan diatas
kami menarik kesimpulan penting bahwa Wawasan Nusantara dalam kehidupan
mahasiswa di era-milenial memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi
yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Perbedaan persepsi, perbedaan
pendapat antar mahasiswa satu dengan yang lain dalam negara demokrasi dianggap
hal yang wajar dan sah-sah saja. Hal di itu justru diharapkan dapat
menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif, sinergis, untuk saling
menyesuaikan menuju integrasi. Suatu pantangan yang harus dihindari adalah
perbuatan, tindakan yang melanggar norma-norma etika, moral, nilai agama atau
tindakan anarkis menuju ke arah disintegrasi bangsa. Namun demikian
wawasan normatif, wawasan yang disepakati bersama perlu dimengerti, dipahami di
sosialisasikan bahwa Nusantara sebagai kesatuan kewilayahan, kesatuan
IPOLEKSOSBUD-HANKAM tidak dapat ditawar lagi, tidak dapat diganggu gugat
sebagai harga mati yang normatif. Dengan persepsi yang sama diharapkan dapat
membawa bangsa menuju kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita
nasional. Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan
bersama akan merugikan kesatuan, kebersamaan dan keserasian sehingga
menimbulkan gejolak sosial yang dapat merugikan bangsa keseluruhan sehingga
dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Perilaku koropsi, mementingkan diri sendiri,
tidak bertanggung jawab, tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas akan
mengakibatkan perilaku bunuh diri bersama-sama. Negara yang tidak bisa
menyamakan persepsi atau pandangan yang sama akan minimbulkan konflik yang
berlarut-larut sehingga menghasilakan bangsa yang gagal. Pembinaan dan
sosialisasi Wawasan Nusantara sangat penting bagi negara bangsa karena dapat
menghasilkan Ketahanan Nasional. Daya tahan yang kuat bagi suatu bangsa dan
kerja sama yang sinergis antar bidang (IPOLEKSOSBUD-HANKAM) yang diusahakan
terus menurus dapat menghasilkan integrasi nasional yang utuh menyeluruh serta
menciptakan sebuah generasi emas 2045 yang siap menyongsong masa depan
Indonesia yang Gemilang. Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar