Minggu, 13 Januari 2019



WAWASAN NUSANTARA DALAM MENTALITAS MAHASISWA INDONESIA MENUJU GENERASI EMAS 2045
(Satryo Sasono)
Link Unduh File : Wawasan Nusantara PDF
(Karena tidak bisa di copy disediakan link mengunduh)

Berbicara tentang Wawasan Nusantara tentu tidak terlepas dari bagaimana cara pandang dan visi nasional Indonesia dimana juga dijadikan arahan pedoman tentang bagaimana Indonesia kedepannya. Sedikit mengulas tentang sejarah, bahwa dahulu secara konstitusional Wawasan nusantara dikukuhkan dengan Kepres MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis Besar Haluan Negara dimana didalamnya tercantum pokok-pokok mengenai bagaimana konsep Pembangunan Nasional
Indonesia saat itu. Wawasan Nusantara sebagai “cara pandang” bangsa Indonesia yang melihat Indonesia sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam merupakan landasan dan dasar bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan segala masalah dan ancaman yang timbul baik dari luar maupun dari dalam segala aspek kehidupan bangsa.

Sebagai ide nasional bangsa akan jati diri dan lingkungannya, Wawasan Nusantara dilandasi oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia dengan aspek ASTAGATRA (Kondisi geografis, kekayaan alam dan kemampuan penduduk serta IPOLEKSUSBUD Hankam).

Dalam perkembangannya saat ini, Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional dihadapkan sebuah tantangan dan ancaman pada dunia tanpa batas (Globalisasi) yang membawa pengaruh signifikan dalam kehidupan masyarakat saat ini. Mulai dari berubahnya pola sikap masyarakat, gaya hidup, interaksi sosial, dan budaya yang berkembang. Globalisasi yang hadir di dunia saat ini di analogikan sebagai angin yang datang dari wilayah barat dengan segala kebebasan (liberal) dan kapitalis.

Mahasiwa dan pelajar sebagai agen perubahan (agent of change) juga dihadapkan akan kemajuan teknologi yang dengan slogan memudahkan kehidupan mereka saat ini tentu banyak yang hanyut dan terlena akan hal tersebut. Lemahnya sistem pranata sosial yang ada di Indonesia saat ini juga merupakan sebuah dampak akibat globalisasi dan mengakibatkan cultural shock di masyarakat.

Integrasi bangsa Indonesia dalam kerangka “Bhineka Tunggal Ika” kembali didengungkan dengan harapan menjadi tameng yang melindungi persatuan dan semangat kekeluargaan yang mulai luntur saat ini, khususnya kaum muda Indonesia. Setidaknya sebagai mahasiswa yang dianugerahi kesempatan menuntut ilmu dan pendidikan mampu menyadari pentingnya Wawasan Nusantara sebagai identitas nasional bangsa.

Berikut merupakan beberapa hal yang merupakan penerapan atau implementasi dari Wawasan Nusantara yang diharapkan mampu mempertahankan eksistensi dan daya saing bangsa Indonesia :

·         Turut serta memberikan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilih Berdaulat, Negara Kuat)

Dalam kerangka demokrasi Indonesia pemilu merupakan sebuah ajang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak sekaligus kewajiban mereka untuk memilih pemimpin maupun wakil mereka bagi Indonesia. Dalam konsep wawasan nusantara tentu saja Pemilu merupakan sebuah upaya untuk menjaga sebuah persatuan di Indonesia terlepas dari dinamika yang ada dalam prosesnya.

Salah satu ajang 5 tahunan ini membawa sebuah atmosfir dan euforia tersendiri bagi setiap elit politik untuk menarik hati dan minat masyarakat Indonesia. Baik dengan menawarkan janji-janji kampanye maupun program petahana yang telah dilaksanakan dan terus dilanjutkan apabila kembali terpilih lagi.

Sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam setiap hal, terkhusus pemilu. Dengan mengikuti pemilu secara tidak langsung mahasiswa sebagai kaum muda Indonesia turut serta dalam memikirkan bagaimana masa depan negeri ini ke depannya, satu suara dari mahasiswa yang memilih pemimpin mereka dalam pemilu mampu menyelamatkan negeri ini dari tindakan yang menguntungkan segelintir golongan.

Pemilu juga di ilhami sebagai wadah untuk menyatukan visi dan tekad menjaga kerukunan dan persaudaraan diantara umat beragama, sesama warga negara, dan tentu saja dalam kerangka kebhinekaan. Jangan sampai pemilu yang ada di Indonesia tidak hanya terkotori oleh politik semata namun justru digunakan sebagai ajang menjual negara kepada negara asing dan investor asing.

Pemilu sebagai ajang demokrasi Indonesia tentu mahasiswa dapat turut serta dalam mengawal proses pemilu agar tetap damai dan terkendali serta tidak terkotori oleh kepentingan politik elit yang mampu memecah persatuan dan kekeluargaan . Mahasiswa hukum sebagai pemerhati kebijakan pemerintah tentunya mampu mengkiritisi tentang sejauh mana Law Enforcement benar-benar ditegakkan selama suatu rezim berkuasa Selain itu, berbicara tentang Pemilu juga dapat diibaratkan sebagai wadah evaluasi bersama terhadap pemimpin yang sebelumnya, apakah telah memenuhi janji dan aspirasi rakyat dan apakah kinerja mereka membawa sebuah perubahan bagi kemajuan bangsa.

Satu hal penting yang wajib di ingat bagi mahasiwa adalah ajang pemilu tidak selayaknya dijadikan sebuah momentum untuk menjelek-jelekkan pemerintah dan menjatuhkan penguasa. Tentu disaat sebuah rezim berjalan selalu lekat dengan baik buruk yang terus beriringan, disamping mengkritik tentu saja setidaknya mahasiwa sebagai insan muda hukum juga harus mengapresiasi segala bentuk upaya pemerintah.

·         Menjadi Mahasiswa Inovatif Anti Plagiaris

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini membawa banyak sekali kemudahan akan akses informasi dan pemenuh kebutuhan masyarakat di Indonesia. Bagi kalangan mahasiswa hadirnya teknologi canggih baik dalam bentuk smartphone atau gawai cerdas dan internet dengan basis 4G+ dirasa dapat menunjang kegiatan pembelajaran keseharian di dunia kampus tanah air. Dulunya akses informasi akan buku dan artikel tidak bisa didapatkan dengan mudah, segala sesuatu dilakukan secara konvensional dengan mendatangi perpustakaan dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencarinya.

Dengan perkembangan IPTEK saat ini seorang mahasiswa yang harus membuat makalah dengan tuntutan banyaknya sumber mampu mencari ribuan bahkan jutaan sumber dalam beberapa klik pada gawai cerdas mereka. Namun perkembangan ini lambat laun justru lebih banyak membawa dampak yang negatif bagi dunia perkuliahan mahasiswa, saat ini mahasiswa seakan jiwa kejujuran dan keuletan mereka dimatikan oleh teknologi.

Budaya copas banyak merebak dikalangan mahasiswa, kemampuan analisis mereka menurun drastis. Oleh karena itu sebuah kebiasaan hidup seperti ini apabila dibiarkan berkembang mampu membuat hilangnya eksistensi dan daya saing bangsa Indonesia. Kaitannya dengan wawasan nusantara tentu saja jiwa-jiwa plagiarisme dan copy paste akan menghambat tercapainya tujuan nasional bangsa.

Kesadaran dan keinginan yang kuat dari mahasiswa yang mampu merubahnya, apakah karya mereka ingin dipandang rendah oleh orang lain ? atau bahkan karya mereka tidak ada nilainya sama sekali? Dengan kondisi yang demikian, mari bersama-sama berbenah diri. Tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain, semua komponen masyarakat di Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia.
-          Demonstrasi Cinta Damai (Cermin Manusia Terdidik)

Demonstrasi atau gerakan rakyat, merupakan hal wajar terjadi di negara-negara penganut demokrasi. Justru demokrasi tanpa demonstrasi, itu yang aneh. Mahasiswa juga identik dengan demonstrasi. Apalagi ketika suatu rezim atau pemerintahan sudah dirasa tidak baik atau melenceng dari jalannya, biasanya mahasiswa yang paling kritis dan segera melakukan demonstrasi ke jalan. Mahasiswa, dengan semangat dan gejolak masa muda serta sifat kritis yang ada di dalam otaknya, dengan semangat melakukan demonstrasi dan menuntut terjadinya perubahan. Pokoknya setiap ada sesuatu yang tidak beres di pemerintahan, mahasiswa pasti turun tangan dan segera ke jalan menyuarakan perbaikan.

Tapi sebenarnya,apakah demonstrasi itu perlu dilakukan oleh mahasiswa? Dulu, mahasiswa melakukan demonstrasi dan melakukan perjuangan untuk mengganti orde baru dengan reformasi, karena memang itu adalah suatu hal yang harus diperjuangkan. Mereka berdemo karena memang sesuatu yang mereka demonstrasikan adalah sesuatu yang sampai titik darah penghabisan harus diperjuangkan, karena kita tidak mungkin bertahan terus menerus di bawah tekanan orde baru.

Jika mahasiswa sekarang berdemo, untuk apa? Demonstrasi yang mahasiswa lakukan dewasa ini, identik dengan kekerasan dan anarkisme. Ingat demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dari salah satu universitas di Makassar saat Hari Anti Korupsi? Demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa tersebut berujung pertengkaran dan kerusuhan. Melenceng dari tujuan demonstrasi yang sebenarnya.

Peristiwa tersebut memperkuat identik demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dengan kekerasan dan anarkisme semakin kuat. Dampaknya, ada beberapa universitas di Jakarta yang melarang mahasiswanya turun ke jalan dan melakukan demonstrasi, bahkah drop out. Memang, melakukan demonstrasi tidak salah untuk dilakukan oleh mahasiswa, namun, kita harus berpikir, apakah demonstrasi yang kita lakukan ini ada esensinya atau tidak.

Demonstrasi yang anarkis dapat menyebabkan berbagai dampak negatif yaitu dapat merusakan fasilitas-fasilitas pribadi dan umum, merugikan diri sendiri dan masyarakat luas, dan mengganggu ketertiban umum. Selain itu demontrasi juga dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sebisa mungkin untuk tidak melakukan demonstrasi yang anarkis. 
Lalu bagaimana cara mahasiswa agar dapat menyampaikan aspirasi atau kritikan terhadap pemerintah tanpa melakukan demonstrasi? Mahasiswa dapat menyampaikannya melalui tulisan. Sebagai seorang yang terpelajar, tulisan adalah media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan dan pendapat tentang isu tertentu. Selain itu, mahasiswa juga bisa memberikan pendapat dan gagasan dengan lebih runtut dan sistematis. Dengan menyuarakan gagasan melalui tulisan, memungkinkan pendapat dapat dibaca, diterima dan disebarkan secara lebih luas.

Mahasiswa bisa menuliskan gagasan di media apapun. Mulai dari media massa, media komunitas, hingga website dan media sosial pribadi. Di era dimana keterbukaan perbedaan pendapat sudah dapat diterima dengan baik, gagasan dan pendapat yang dituangkan melalui tulisan bakalan lebih mudah diterima dan memungkinkan berlanjut menjadi wacana.

Tetapi bukan berarti Mahasiswa bisa menulis secara sembarangan dan tanpa aturan. Tuangkan pendapat dengan argumen dan gagasan yang runtut, logis dan sistematis. Daripada hanya sekedar berteriak dan melakukan aksi massa dengan turun ke jalan, kekuatan tulisan dapat lebih efektif dan kreatif dalam hal menyuarakan pendapat.

-          Mengikuti kompetisi-kompetisi di lingkungan kampus atau luar kampus Sudah sepantasnya bagi mahasiswa untuk tidak membuang energi dan

waktu dengan hal yang tidak produktif di saat kuliah. Mencari pengalaman sebanyak mungkin, belajar sekuat tenaga, mengembangkan kemampuan agar lebih baik, memperluas pengetahuan dan menggali prestasi

Cara yang cukup efektif untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengikuti beragam kompetisi. Kompetisi merupakan cara yang cukup tepat untuk mengasah passion dan kemampuan dalam diri mahasiswa, selain itu dapat membangun mental kompetitif agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri menghadapi dunia pasca kampus yang penuh dengan tantangan.

Mengapa harus menjadi mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang luas dan berprestasi? Karena Mahasiswa memiliki beberapa peran strategis terhadap bangsa Indonesia. Misalnya mahasiswa sebagai penyampai kebenaran (agent of social control) dimana mahasiswa dapat menjadi kontrol bagi berjalannya pemerintahan. Baik dalam pembuatan kebijakan maupun peraturan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa juga bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Aspirasi ini bisa dilakukan oleh mahasiswa dengan salah satunya dengan cara demonstrasi, tetapi demonstrasi yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan dan tidak anarkis. Selain itu mahasiswa Sebagai agen perubahan (agent of change) dimana mahasiswa adalah kaum intelektual sehingga peranan mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat merealisasikan pengetahuan yang dimiliki terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir kritis, serta memberikan inovasi inovasi terhadap suatu masalah. Kemudian mahasiswa Sebagai generasi penerus masa depan (iron stock) dimana Mahasiswa adalah penerus dan harapan bangsa untuk melakukan perubahan. Sebagai golongan muda pasti pada waktunya akan menggantikan golongan tua, baik pada orginasasi maupun pada pemerintahan. Oleh karena itu sebagai mahasiswa sudah seharusnya mempersiapkan diri sebagai garda penerus perubahan bangsa di masa depan dengan cara memperbanyak pengalaman dan prestasi melalui berbagai kompetisi.

-          Aktif di organisasi kampus atau luar kampus

Mahasiswa merupakan salah satu komponen penting untuk menunjang kemajuan negara. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan bisa mengaplikasikan segala macam ilmunya bagi kepentingan bangsadan negara.

Mahasiswa tidak hanya memikirkan hal akademik saja tetapi juga membangun hal non-akademik juga, sehingga mengembangkan softskill, kemampuan emosional dan relasi yang dapat berguna memasuki masyarakat ataupun dunia kerja yang dituntut dengan berbagai kemampuan. Seperti yang dikatakan bapak Anies Baswedan (2014) bahwa mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri untuk maju dan meraih masa depan, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk republik ini.

Mahasiswa juga tidak hanya belajar di dalam ruang kelas kuliah, tetapi juga diluar ruang kelas kuliah. Mahasiswa yang hanya belajar didalam ruang kelas saja justru akan merugi dan diujung masa kuliah hanya akan membawa selembar kertas bertuliskan transkrip ijazah, dan untuk membangun masa depan tidak bisa dengan selembar kertas. Mahasiswa harus menjadi manusia baru lebih dari sekedar peneliti, intelektual, pengajar tetapi harus menjadi seorang Pemimpin

Organisasi, baik itu BEM, DPM, UKM, atau yang lainnya merupakan suatu wadah untuk mengembangkan/membentuk soft skill yang mungkin belum terasah. Mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan bukan berarti kita harus meninggalkan segala tugas yang ada di perkuliahan, tetapi dengan mengikuti suatu organisasi kita bisa mendapatkan soft skill, sehingga kita bisa menggabungkannya dengan hard skill yang telah kita peroleh di perkuliahan tanpa mengabaikan segala tugas-tugas di kegiatan perkuliahan tersebut.

Banyak mahasiswa yang beranggapan kalau mengikuti organisasi kampus adalah hal yang merepotkan. Padahal, pengalaman dan keterlibatan dalam suatu organisasi menjadi modal dasar yang juga tidak kalah pentingnya. Dalam berorganisasi biasanya kita akan belajar Manajemen Aksi, Manajemen Konflik, Kajian Strategi hingga Strategi Aksi. Semua dapat kita kuasai ketika memasuki sebuah organisasi. Percayalah, ilmu-ilmu tersebut sangat berguna ketika kita terjun dalam kehidupan masyarakat mendatang. Sehingga apabila hari ini kita masih menggunakan otot sebagai sarana untuk menyelesaikan sebuah permasalahan tetapi apabila kita telah dibekali ilmu-ilmu diatas tadi, otak lebih dominan sebagai sarana penyelesaian sebuah masalah. Di organisasi mahasiswalah kita dapat pembelajaran ilmu-ilmu yang membuat kita peka terhadap sesama, membuat kita lebih percaya diri, membuat kita lebih tenang ketika menghadapi masalah, serta sebagai miniatur tempat kita berkontribusi dalam pemikiran serta tindakan.

Dalam organisasilah juga kita belajar apa itu Team Work, bagaimana memerintah dan diperintah. Karena apabila kita ingin menjadi seorang pemimpin maka kita juga harus siap dipimpin. Sebuah kerugian besar apabila tak pernah berproses dalam sebuah organisasi karena kehidupan bermasyarakat yang kelak akan dihadapi tak seindah yang di bayangkan. Dengan berorganisasilah mahasiswa dapat memiliki bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Dengan demikian berdasarkan pengalaman berorganisasi dimaksud, diharapkan kiranya dapat terbentuk profil Mahasiswa yang dinamis, komunikatif dan tanggap dengan berbagai permasalahan yang muncul serta mampu mencarikan jawaban dan solusi terhadap permasalahan tersebut secara tepat dan akurat sehingga nantinya bisa membawa negara ini kedalam perubahan yang lebih baik.

Mahasiswa adalah generasi muda yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa, sehingga dengan mengikuti suatu organisasi, dapat membangun jiwa kepemimpinan. Ada saatnya mahasiswa belajar sangat banyak saat baru turut bergabung. Namun, ada juga waktunya akan diberi tanggung jawab untuk memimpin saat sudah jadi senior.

Mahasiswa akan belajar banyak bagaimana caranya membuat kesepakatan, memimpin diskusi, membantu para junior, berbicara di depan umum, dan masih banyak lagi yang akan memberi mahasiswa simulasi yang bagus sebelum menjadi pemimpin bangsa nantinya.

-          Menggunakan Batik untuk acara formal atau non-formal di dalam kampus maupun di luar kampus

Mahasiswa sebagai generasi muda dan milenial, memiliki tugas untuk melanjutkan warisan kebudayaan bangsa. Salah satunya, batik nasional yang menjadi identitas nasional. Batik sebagai warisan budaya sangat perlu sekali untuk dilestarikan, salah satunya dengan upaya ditemurunkan pada generasi mudah penerus bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan agar kebudayaan seni batik tidak akan pernah punah dari bangsa Indonesia meskipun adanya perubahan zaman yang lebih modern, karena batik merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Selain itu batik sangat perlu dilestarikan karena agar tidak pernah bisa diklaim oleh negara lain. Kini Pemerintah Departmen Kebudayaan berusaha keras untuk mengembangakan kesenian batik, salah satu upayanya yaitu dengan memperbanyak produksi batik agar banyak konsumen yang menggunakan batik. Hal ini dilakukan agar mendapatkan pengakuan dari dunia bahwa batik merupakan kesenian atau kerajinan asli budaya Indonesia serta agar mendapatkan piagam yang menyatakan batik itu milik Indonesia sepenuhnya. Karena akhir-akhir ini ada negara yang mengakui bahwa batik merupakan hasil dari kebudayaannya namun hal ini disangkal oleh Indonesia dan tidak didiamkan oleh bangsa Indonesia untuk melepaskannya begitu saja.

Batik merupakan salah satu kesenian budaya yang benilai tinggi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, jadi dengan cara apa pun semua generasi bangsa Indonesia wajib menjaga dan melestarikannya agar batik tidak diklaim oleh negara lain dan juga tidak akan pernah punah meskipun adanya era globalisasi seperti saat ini.
Dari beberapa penjelasan diatas kami menarik kesimpulan penting bahwa Wawasan Nusantara dalam kehidupan mahasiswa di era-milenial memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Perbedaan persepsi, perbedaan pendapat antar mahasiswa satu dengan yang lain dalam negara demokrasi dianggap hal yang wajar dan sah-sah saja. Hal di itu justru diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif, sinergis, untuk saling menyesuaikan menuju integrasi. Suatu pantangan yang harus dihindari adalah perbuatan, tindakan yang melanggar norma-norma etika, moral, nilai agama atau tindakan anarkis menuju ke arah disintegrasi bangsa. Namun demikian wawasan normatif, wawasan yang disepakati bersama perlu dimengerti, dipahami di sosialisasikan bahwa Nusantara sebagai kesatuan kewilayahan, kesatuan IPOLEKSOSBUD-HANKAM tidak dapat ditawar lagi, tidak dapat diganggu gugat sebagai harga mati yang normatif. Dengan persepsi yang sama diharapkan dapat membawa bangsa menuju kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita nasional. Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan bersama akan merugikan kesatuan, kebersamaan dan keserasian sehingga menimbulkan gejolak sosial yang dapat merugikan bangsa keseluruhan sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Perilaku koropsi, mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab, tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas akan mengakibatkan perilaku bunuh diri bersama-sama. Negara yang tidak bisa menyamakan persepsi atau pandangan yang sama akan minimbulkan konflik yang berlarut-larut sehingga menghasilakan bangsa yang gagal. Pembinaan dan sosialisasi Wawasan Nusantara sangat penting bagi negara bangsa karena dapat menghasilkan Ketahanan Nasional. Daya tahan yang kuat bagi suatu bangsa dan kerja sama yang sinergis antar bidang (IPOLEKSOSBUD-HANKAM) yang diusahakan terus menurus dapat menghasilkan integrasi nasional yang utuh menyeluruh serta menciptakan sebuah generasi emas 2045 yang siap menyongsong masa depan Indonesia yang Gemilang. Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia !.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbandingan Sistem Ekonomi

  “SISTEM EKONOMI ISLAM DALAM PERBANDINGAN  DENGAN EKONOMI KAPITALIS DAN SOSIALIS” Satryo Sasono 1 1.     Sistem Ekonomi Kapitalis Sis...